Sabtu, 05 April 2014

PSIKOTERAPI

1.      Dalam buku Psikologi Abnormal bahwa Psikoterapi adalah treatment perilaku abnormal melalui teknik psikologis.
Lainnya, Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien supaya membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu. Kata sistematis disini bearti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoretis terapis. Psinsip-prinsip psikologis. Psikoterapis menggunakan psinsip-prinsip dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi terapeutik. Tingkah laku, pikiran, perasaan. Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif, dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh dan memuaskan. Tingkah laku abnormal, memecahkan masalah, dan pertumbuhan pribadi. Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok pasien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama, adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia, terapi biologis umumnya memainkan peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selain perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat untuk dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena dianggap sebagai sarana untuk memperoleh pertumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.

2.      Tujuan psikoterapi
Dalam bidang penyakit mental, terapi dalam bentuk apa saja (apakah itu psikoterapi atau somatoterapi ) dipakai untuk membina hubungan yang lebih efektif Antara individu dengan lingkungannnya serta membangkitkan perasaan aman dan sejahtera dalam dirinya.
1.      Perawatan Akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
2.      Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
3.      Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
4.      Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus-menerus pada pasien)

3.   Masserman telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi:
1.      Peran sosial “martabat” psikoterapis,
2.      hubungan (persekutuan terapeutik),
3.      hak,
4.      retrospeksi,
5.      re-edukasi,
6.       rehabilitasi,
7.      resosialisasi dan rekapitulasi.

4.  Perbedaan, cara yang paling aman melacak perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah dengan menyorotinya dari beberapa segi relevan :
1. Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian Antara keduanya. Istilah “psikoterapi”mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada lain segi, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi.
2. konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
3. konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi
4. konseling dan terapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan-kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis, mencakup “pembedahan psikis” dan pembedahan otak. Konselor, pada lain pihak, berurusan dengan identifikasi dan pengembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna, fully functioning person.

5.      Menurut J.P. Chaplin adabeberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :
1.      Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2.      Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
3.      Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
4.      Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

6.      Bentuk – bentuk utama terapi :
1.      Terapi Supportive
Terapi supportive atau pendukung adalah pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitive dapat dilaksanakan atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
     Tujuan : menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri
2.      Terapi Reconstructive
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa dariapad transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosi dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
3.      Terapi Reeducative
Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Disini terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak klien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali, agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atau persoalannya.

  

Daftar Pustaka
OFM, Drs. Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta : Kanisius
Maulany, R.F. 1994. Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Halgin, Richard P. & Whitbourne, Susan Krauss. 2010. Psikologi Abnormal : Perspektif Klinis pada Gangguan psikologis. Jakarta : Salemba Humanika
Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Wirawan Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada