Minggu, 21 April 2013

Konsep Manusia Berdasarkan Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, dan Humanistik

1. Aliran Psikoanalisis
Sigmund freud ( 1856 – 1939 ) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut freud pikiean-pikiran yang di repres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal/menyimpang. Pandangan lengkap menurut freud sebagai berikut :

a. Kesadaran dan ketidaksadaran
Bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Kesadaran dapat di ibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Jadi kesadaran itu merupakan bagian kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian kecil dari gunung es dibawah permukaan air mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Menurut freud ada bagian lain yang disebut prasadar (preconscious). Dalam preconscious stimulus-stimulus belum di repres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Selanjut nya freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego, dan Super ego. Id merupakan bagian primitif dari kepribadian, Id mengandung insting seksual dan insting agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada sehingga oleh freud disebut prinsip kenikmatan. Ego disebut prinsip realitas. Ego menyesuaikan diri dengan realitas. Sedangkan Super ego merupakan prinsip moral yaitu mengontrol perilaku dari segi moral.

b. Insting dan Kecemasan
Freud menyatakn nsting terdiri dari insting untuk hidup yaitu lapar, haus dan seks. Ini merupakan kekuatan kreatif dan disebut Libido. Lalu insting untuk mati yaitu kekuatan destruktif hal ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri/bunuh diri atau ditujukan keluar merupakan bentuk agresi.
Menurut freud ada tiga macam kecemasan yaitu kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotik merupakan kecemasan atau merasa takut akan mendapatkan hukuman atas keinginan yang impulsif. Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral. Misal Seseorang merasa cemas karena melanggar norma-norma moral.
Pandangan lain dari Sigmund Freud yang penting adalah tentang mekanisme pertahanan. Bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan leh super ego dan ego. Berfungsi melindungi super ego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus karena tidak di ijinkan muncul oleh super ego. Sembilan mekanisme pertahanan yang dikemukakan oleh Freud adalah :
a. Represi
Suatu peristiwa yang ternyata mengancam/bertentangan dengan super ego, makakn pengalaman tersebut di repres atau ditekan masuk ke dalam ketidaksadaran dan di simpan agar tidak mengancam super ego lagi.
b. Pembentukan Reaksi
Reaksi seseorang yang sebaliknya dari yang di kehendaki , agar tidak melanggar ketentuan dari super ego.
c. Proyeksi
Karena super ego melarang seseorang mempunyai perasaan atau sikap negatif terhadap orang lain, maka ia berbuat seolah-olah orang lain yang mempunyai perasaan atau sikap negati terhadap dirinya.
d. Displacement
Kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan terhadap orang lain karena hambatan dari super ego maka ia akan melampiaskan perasaan tersebut kepada pihak ketiga.
e. Rasionalisasi
Dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh super ego, dicarikan dasar rationalnya sedemikan rupa, sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
f. Supresi
Upaya menekan sesuatu yang di anggap membahayakan atau bertentangan dengan super ego ke dalam ketidaksadarannya.
g. Sublimasi
Dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh super ego di alihkan ke dalam bentuk perilaku yang lebih sesuai dengan norma-norma masyarakat.
h. Kompensasi
Untuk menutupi kegagalannya dalam suatu bidang kelemahan atau dari bagian/organ fisiknya, ia membuat prestasi yang tinggi dalam bidang tersebut atau berkaitan dengan organ fisiknya.
i. Regresi
Untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap ego nya, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah misal nya kembali pada masa kanak-kanak.


Tahap – tahap Perkembangan Kepribadian :
· Fase Oral ( mulut ) : Pada fase ini kepuasan seksual terutama terdapat di sekitar mulut. Contoh : bayi menyusui atau memasukkan benda-benda ke dalam mulut nya
· Fase Anal ( Anus ) : Pada fase ini kira-kira usia dua tahun, daerah kepuasan seksual berpindah ke anus. Contoh : anak duduk di pispot sampai lama untuk menikmati kepuasan seksualnya pada anus .
· Fase Phalic : Pada anak usia 6-7 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin. Tetapi berbea dengan kepuasan seks orang dewasa, kepuasan seks fase phalic ini tidak bertujuan mengembangkan keturunannya.
· Fase latent : Pada anak usia 7-8 tahun sampai menginjak awal masa remaja, seolah-olah tidak ada aktivitas seksual. Karena itu masa ini disebut fase latent (tersembunyi)
· Fase Genital : Di mulai sejak masa remaja, segala kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin .


2. Aliran Behavioristik
Teori Belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu sesuatu yang diberikan oleh guru (stimulus) dan sesuatu yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak.


Teori Pengkondisian Klasikal dari Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.


Untuk memahami teori kondisioning klasik secara menyeluruh perlu dipahami ada dua jenis stimulus dan dua jenis respon. Dua jenis stimulus tersebut adalah stimulus yang tidak terkondisi (unconditioned stimulus- UCS ), yaitu stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa didahului dengan pembelajaran apapun contoh: makanan dan stimulus terkondisi (conditioned stimulus- CS), yaitu stimulus yang sebelumnya bersifat netral, akhirnya mendatangkan sebuah respon yang terkondisi setelah diasosiasikan dengan stimulus tidak terkondisi (contoh : suara bel sebelum makanan datang)
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi pipi pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.


Makanan adalah rangsangan wajar, sedang sinar merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.
Melalui eksperimen tersebut Pavlov menunjukkan bahwa belajar dapat mempengaruhi perilaku seseorang.


3. Aliran Humanistik
Abraham Maslow ( 1908-19700) dipandang sebagai bapak dari psikologi Humanistik. Psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya.


Maslow dalam bukunya “Motivation and Personality” bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa Aman
3. Kebutuhan Rasa Cinta dan Memiliki
4. Kebutuhan akan Penghargaan
5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Menurut maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifatbmanusia, selain memepelajari yang nampak juga perilaku yang tidak nampak; mmepelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran.


Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik yaitu :
a. Memusatkan perhatian pada person yang mengalalmi dan karena nya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam memepelajari manusia
b. Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistik
c. Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan di pelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan
d. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu


Logoterapi, sebuah corak pandangan psikologi yang sering dikelompokkan ke dalam Psikologi Humanistik, menemukan adanya dimensi lain pada manusia disamping dimensi raga (somatis) dan dimensi kejiwaan (psikis), yaitu dimensi noetic (atau sering juga disebut dimensi keruhanian(spiritual). Adalah Viktor Frankl yang mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy (logos = makna). Pandangan ini berprinsip:
a. Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan sekalipun.
b. Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu sendiri.
c. Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.

Perbedaan diantara aliran Psikoanalisa,Behavioristik, dan Humanistik dalam memandang Manusia :
· Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat pada diri setiap individu
· Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hukum yang ada, sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.


Sumber :
Basuki, Heru A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi, psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada .