v Definisi Komunikasi
Secara sederhana definisi Komunikasi adalah suatu proses
dimana individu atau kelompok, organisasi dan atau masyarakat saling melakukan
interaksi dengan menggunakan informasi agar terhubung satu sama lain. Umumnya
komunikasi dapat dilakukan secara verbal yang dapat dimengerti oleh pihak lain.
Apabila tidak ada bahasa lisan yang dapat dimengerti oleh kedua pihak, komunikasi
dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa tubuh atau gerak-gerak badan yang
menunjukan sikap tertentu, misalnya menggelengkan kepala, tersenyum dan atau
mengangkat tangan. Cara seperti ini disebut dengan kmonikasi nonverbal.
Menurut Onong Uchjana Effendy
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media) .
-
Dimensi
Komunikasi
1. Komunikasi
sebagai proses
Jika
komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu
kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai
proses berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak
tetap. Dan dikatakan proses pun juga berarti unsur-unsurnya memang bersifat
aktif. Mari kita menelaah dari konteks komunikasi antarpribadi dengan
komunikasi massa mana yang disebut proses.
Apabila ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan proses adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah disebut proses.
Apabila ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan proses adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah disebut proses.
2. Komunikasi
sebagai simbolik
Simbol
dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun
melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
simbol
disini berarti sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa
dikatakan sebuah tanda hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas
budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas
budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali
bahwa banyak faktor yang mempengaruhi adanya simbol itu sendiri yaitu :
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
· Menganggukan
kepala yang berarti setuju,
· Menggelengkan
kepala yang berarti tidak setuju,
· Melambaikan tangan kepada orang
lain, yang berarti seseorang tersebut sedang memanggilnya untuk datang kemari.
3. Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada,sistem terbagi atas 2:
•Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
•Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada,sistem terbagi atas 2:
•Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
•Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
Dari
segi bentuknya ada sistem terbuka dan tertutup yang mebedakan adalah sistem
terbuka dimana prosesnya terbuka tergantung pengaruh lingkungan sekitarnya, dan
sistem tertutup prosesnya tertutup dari pengaruh lingkungan luar. Contoh :
Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar, seperti : debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat diantisipasi.(sistem tertutup)
Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar, seperti : debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat diantisipasi.(sistem tertutup)
Memilih
agama yang dianut banyak sekali pengaruh dari luar seperti : pihak keluarga,
lingkungan mayoritas penduduk menganut apa? latar belakang budaya.
(sistem terbuka)
Lalu
apa kaitannya dengan proses komunikasi, seperti yang saya jelaskan tadi di atas
bahwa komunikasi sebagai sistem berarti memiliki komponen-komponen atau unsur
yang saling berkaitan satu sama lain yaitu, sender, message, receiver, media,
signal,etc. Apabila itu semua ada yang tidak berfungsi atau mengalami gangguan
maka informasi atau komunikasi yang berjalan tidak akan berhasil sesuai harapan
atau bahkan bisa terjadi. Karena keterikatan komponen antara satu dengan yang
lainnya akan meng hasilkan feedback loops atau umpan balik dan hasilnya
merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic).
4. Komunikasi sebagai transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5. Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Hubungan antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
6. Komunikasi sebagai multidimensional
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Dimensi isi :
lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi
seperti orang madura berbicara dengan orang jawa pasti bahasa yang mereka
gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
Dimensi hubungan : menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan.
Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
v Definisi Leadership
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
-
Teori
Kepimpinan
I.
Teori
X dan Y dari Dauglas Mc gregor
Teori X
Teori
ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak
suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan .
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan .
II.
Teori
Sistem 4 dari Rensis Likert
Gaya
kepemimpian yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi
bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.Dalam gaya yang ber orientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal
sebagai berikut:- Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.- Pemimpin selalu
mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.- Pemimpin meyakinkan kepada
bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuaidengan keinginannya.-
Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan
pe-ngembangan bawahan.Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada
karyawan atau bawahanditandai dengan beberapa hal sebagai berikut.- Pemimpin
lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan kepadabawahan.-
Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.- Pemimpin lebih
bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, salingmenghormati di
antara sesama anggota kelompok.Sebagai pengembangan, maka para ahli berusaha
dapat menentukan mana di antarakedua gaya kepemimpinan itu yang paling efektif
untuk kepentingan organisasi atauperusahaan. Salah satu pendekatan yang dikenal
dalam menjalankan gaya kepemimpinanadalah ada empat sistem manajemen yang
dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat sistemtersebut terdiri dari:
-
Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintahpara bawahan untuk melaksanakannya.
Standar dan metode pelaksanaan juga secarakaku ditetapkan oleh manajer.
-
Sistem 2, otoritatif dan benevolent:manajer tetap menentukan perintah-perintah,
tetapi memberi bawahan kebebasanuntuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah
tersebut. berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam
batas-batas danprosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
-
Sistem 3, konsultatif:manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusan - keputusan mereka sendiri tentang cara
pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan
daripada ancaman hukuman.
-
Sistem 4, partisipatif:adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang
cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan
keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang
membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat
dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan
kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
III.
Teori
of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum & Scmidt
Bagaimana
bisa seorang manajer mengatakan gaya manajemen apa yang digunakan? Pada tahun
1957, Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis salah satu artikel yang
paling revolusioner yang pernah muncul dalam The Harvard Business Review.
Artikel ini, berjudul “Bagaimana Memilih sebuah Pola Kepemimpinan, adalah
signifikan dalam bahwa itu menunjukkan gaya kepemimpinan adalah pilihan
manajer. Di bagian atas diagram di bawah ini anda akan melihat akrab “Hubungan
Oriented” dan “Tugas Berorientasi” kontinum, yang juga diberi label “Demokrasi”
dan “otoriter.”
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari otoritas buruh untuk otoritas manajer.
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka sebut bos s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu.para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:1. kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)2. kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari otoritas buruh untuk otoritas manajer.
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka sebut bos s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu.para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:1. kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)2. kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
Kepemimpinan
Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior.”
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
Kepemimpinan
Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik
Kepemimpinan
Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Kepemimpinan
Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat
berubah oleh kelompok.”
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Kepemimpinan
Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.”
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
Kepemimpinan
Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar.”
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
Kepemimpinan
Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.”
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim .
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim .
Sumber :